Rabu, 27 Mei 2015

Cerpen "Bakso Bakar" by Yusuf Bhactiar (Anisa Rahma & Rizky Nazar)

BAKSO BAKAR



Story by : YB (YusufBhactiar)
Judul : Bakso Bakar
Cast : 
1. Anisa Rahma as Mitha
2. Rizky Nazar as Ardi
3. Dinda Kirana as Nana (Mitha's Friends)
4. Tasya Kamila as Cindy (Mitha's Friends)
5. Tio Pakusadewo as Ardi's Father
6. Eza Gionino as Tomy
Genre : Romance (Teen)
Keterangan : Cerpen
Cerita : Fiksi

"Mitha! lo kemaren dari mana aja, sih? Dicariin Dosen tau!" omel Nana
"Iya! Betul!" ujar Cindy
"Aduh, bawel amat, sih lu berdua! Gue baru makan kalik!" jawab Mitha
"Kamu pasti ke sana lagi, ya! Lulus kuliah dulu kalek, baru tuh lo kejar Mas Ardi lo itu!"
"Udah ah, dari pada dengerin omelan lu berdua, gue mending ke WC! Beser gue lo omelin muluk!" ujar Mitha meninggalkan Nana dan Cindy

Dikamar memeluk boneka hadiah ulang tahunnya ke-19, Mitha perlahan menutup mata. Mendengar suara pintu terbuka, ia sontak membuka mata dan saat ia menoleh ke samping dilihatnya Ardi berbaring memandanginya. Mitha syok berat menepuk pipnya pelan dengan mulut yang mengaga.
"A.. Ardi?! Kamu ngapain kesini, kok kamu bisa masuk?! Emangnya papa mama aku nggak ada diluar ya?! Biasanya jam tujuh malem begini mereka belum tidur..!" Ujar Mitha dan dihentikan oleh Ardi dengan jari manisnya yang menempel di bibir Mitha. Saat jari manis Ardi memegang pipinya, perlahan Ardi mendekatkan mukanya ke muka Mitha, perlahan, perlahan, Mitha menutup mata, saat dibuka.. "Woyyyyyy!" kaget Nana dan Cindy membuat kaget Mitha.
"Ihh, kamu kenapa, sih monyong-monyongin bibir kamu kaya gitu?!" ledek Cindy
"Iya, nih! Jangan-jangan.." ujar Nana dihentikan Mitha
"Apaan, sih!! Nggak usah ngaco, deh!!" potong Mitha khawatir serta malu
"Udah, deh! Ngaku aja kalik! Lo ngimpiin Ardi, kan!! Ngaku deh!"
"Gue kan malu.." jawab Mitha
"Lagian kok kamu kok jam segini udah tidur?" ujar Cindy
"Aduhh, gue capek, nih! Lo tau sendiri, kan kalo tadi gue diomelin abis-abisan sama Dosen Killer itu! Gue nnggak lagi-lagi deh bolos pas pelajaran dia!" ujar Mitha sambil duduk memeluk boneka.
"Emangnya lo nggak mau beli BB apa? Mumpung Malming, nih kita temenin." tawar Nana
"Tutup kalek!"
"Ngerti aja kalo dia tutup." jawab Cindy
"Ya, iya, lah. Tentang dia, nih, yang paling tau and update, tuh, ya, cuma Mitha." sahut Cindy
"Udah,ah.. Lo pada pulang sana gih! Gue campek! Mau tidur! Hus.. Hush.. Ngganggu aja gue lagi ngimpi!" usir Mitha membaringkan diri dan berselimut.

Waktu menunjukkan jam empat sore, Mitha bergegas pergi mengambil sepeda motornya ke tempat biasa Ardi berjualan. Sesampainya ditempat itu, Mitha memarkirkan motor lalu turun menghampiri Ardi yang sedang beres-beres karena baru saja buka.
"Eh, Mit, mau beli?" sapa Ardi yang sedang sibuk beres-beres
"Iya, Mas. Baru buka, ya?" tanya Mitha
"Iya. Tunggu bentar ya, kamu datengnya kecepetan." tersenyum memandang Mitha
Mitha hanya menganggukan kepala dan membalas senyumannya.
"Duduk disini Mith." Tawar Ardi yang mengankat kursi dan menaruhnya disamping Mitha.
"Iya Mas." jawab Mitha lalu duduk.

Beberapa saat kemudian, Gerobak sudah siap. Mitha sampai engong dari tadi melihati Ardi yang sedang sibuk.
"Mau berapa Mit? Ujar Ardi
"Ehm.. Lima aja deh." jawab Mitha
"Kaya biasa ya?!" singkat Ardi
Ardi pun segera membuatkan pesanan Mitha yang berulang kali sama. Bakso bakar lima dan extra pedas. Mitha terus memandangi Ardi yang sedang menipas Bakso bakar yang di panggangan, dibalut dengan senyum-senyum. Sampai pesanan sudah jadi, Ardi berjalan ke kursi Mitha dan memberikan bungkusan, ia pun juga ikut berdiri dan memberikan uang.
"Nanti jam tujung dateng lagi nggak Mit?" ujar Ardi
Mitha haya tersenyum dan bergegas pulang mengendarai motornya.

Jam Tujuh malam kemudian, Mitha kembali lagi membeli bakso bakar tunggal rasa karya Ardi. "Jam sepuluh nanti balik langi nggak Mit?" Ujar Ardi.
Jam Sepuluh malam kemudian, Mitha kembali lagi, saat Ardi sedang berkemas-kemas.
"Untung aku simpen lima BB." singkat Ardi.
Ardi langsung menipas bakso sampai matang dan siap dikonsumsi Mitha. Ardi dan Mitha duduk dikursi, semua penjual disamping-samping Ardi sudah tutup, tinggal mereka berdua. Bersama bintang, mereka mengobrol, canda tawa sampai jam sebelas malam. Mitha membantu Ardi memberesi dagangannya dan pulang bersama.

Pagi hari kemudian, Alaram handphone Mitha beerdering keras tepat di bawah kupingnya yang serentak membangunkan Mitha.
Hitam yang mengelilingi mata Mitha yang masih mengantuk duduk sendiri di kntin kampus. Saat Mitha menyandarkan kepalanya di meja, "Woyyy!!" kaget Nana dan duduk di kursi depan Mitha. Serontak Mitha mengankat kepalanya dari meja dengan mata sipit-sipit yang sebenarnya tak mau dibuka.
"Aduhh, apaan sih Na! Gue masih ngantuk tauu!" ujar lembek Mitha
"Makanya, kalo beli BB tuh sekali aja kalek! Lo bolak balik nyampe tiga kali! Udah kaya minum obat aja lu!" ledek Nana
"Namanya juga cinta!" jawab Mitha semringah yang tadi ngantuk kini matanya bersinar terang dan tersenyum-senyum.
"ya deh, yang lagi kesem-sem sama Mas Ardii.." ledek Nana lagi
"Oh, iya, ngomong-ngomong Cidy kok nggak keliatan?" Ujar Mitha menengok kanan-kiri mencari Cindy
"Kayaknya nggak masuk deh, soalnya dikelas tadi juga nggak ada! Samperin yuk!" ajak Nana
"Ayuk, cuss!" Mitha berdiri menggeret tangan Nana dan pergi.

Pukul empat sore, ditempat biasa, tetapi suasana berbeda karena Ardi tidak ada.
"Wah, Mitha, Ardinya lagi nggak jualan hari ini." ujar ayah Ardi
"Emangnya ada apa, ya pak?" tanya Mitha sopan
"Lagi sakit." singgat ayah Ardi
"Oh, ya udah pak, saya belinya nanti aja!" panik Mitha bergegas lalu pergi.
"Yaa.." lantang ayah Ardi menjawab Mitha yang sudah pergi mengendarai motornya.

Sesampainya didepan rumah Ardi, Mitha yang panik dan takut plus malu turun dari motornya perlahan dan menaiki tangga menuju pintu. Tetapi Mitha masih mengumpulkan nyawa untuk bertemu dengan Ardi, jantungnya berdegum keras sampai-sampai suaranya menelan ludah terdengar. Tiba-tiba pintu terbuka, Mitha kaget dan melihat.
"Kak Mitha?!" ujar Tomy (adik Ardi)
"Hai" Sapa Mitha kaget mengankan tangan kanannya menyapa
"(Menengok kedalam rumah) Mau nyari kak Ardi ya?" tanya Tomy
"Iya, Ardinya ada?" jawab plus tanya Mitha
"Ada tuh, baru nonton TV. Masuk aja, aku tinggal dulu, ya." ujar Tomy lalu pergi meninggalkan Mitha.

Setelah nyawanya terkumpul, ia memberanikan diri masuk dengan cepat dan serontak kaget menutup mata serta berbalik badan dengan teriakannya karena Ardi yang tak memakai baju atas.
"AAAAAA!!!!" teriak Mitha yang membuat Ardi menutup kupingnya
"Iy gue pakek kaos dulu!" Ardi berdiri menuju ke almari dan memakai kaos putih polos. Tetap saja Mitha melirik ke belakang sedikit. Sesudah itu, Mitha masuk duduk dikursi berdua dengan Ardi.
"Nih (memberikan bungkus) katanya kamu sakit." ujar Miths
"Wah, apaan nih? (melihat isi bungkus plastik)" tanya Ardi yang masih tersenyum
"Ya, gue cuman bawain buah-buahan, tapi cuma pisang" jawab Mitha
"Emang muka gua kaya monyet ya?" canda Ardi
"lima puluh persen sih.." balas Mitha tertawa.

Malam minggu telah tiba, Mitha yang sudah mempunyai rencana untuk mengajak Ardi keluar, yang sudah ia tulis di Memo dalam handphonya seminggu yang lalu.
"Gimana, nih gue? Udah cantik belom?" tanya Mitha memandangi cermin
"Cantik kok! Sukses yah!" support Nana dan Cindy

Mitha berjalan sendiri menuju rumah Ardi dengan setengah nyawa yang malu, takut, senang, dan pastinya campur-campur. Saat Mitha sampai dirumah Ardi, ternyata ia juga keluardari rumah, serentak Mitha malah bersembunyi. Hingga Ardi terlihat sedikit jauh, Mitha bergegas lari mengikutinya dari jauh dan bahkan Ardi pun tahu kalau ada Mitha dibelakang, tetapi ia hanya tersenyum. "Aduh!, kok gue jadi kaya penguntit! Gue kan pengen ngajak Mas Ardi jalan" pikir Mitha. Sesampai Ardi disebran jalan besar, Mitha bergegas menyusul tanpa menengok kanan kiri dan akhirnya "DUARRR!" bunyi tabrakan yang sampai ketelinga Ardi yang menghilangkan senyum diwajahnya. Ardi berhenti dan terlihat banyak orang didepannya berlari ke belakang, serontak ia menengok kebelakang dan berlari.

Mitha perlahan membuka mata membangunkan diri dan dilihatnya Ardi memegang tangan Mitha duduk tertidur disampingnya. Dilihatinya sekeliling, ternyata Mitha dikamar Ardi. Ardi kemudian bangun.
"Udah bangun Mit?" tanya Ardi
"Loh, kok aku ada disini?" bingung Mitha
"Kamu tadi ngeliat orang ketabrak, terus kamu pingsan, ya udah aku bawa kesini" terang Ardi.
"Ohh, gitu ceritanya" hela Mitha
"Udah malem, kamu tidur disini aja, besok aku anter pulang" tawar Mitha
"Hah" malu Mitha
"Daftar ke sepuluh, di Memo kamu" sahut Ardi
Mitha kaget dan mencari handponenya
"Nih, HP kamu" ujar Ardi memberikan HP Mitha.
"Ihh, kam baca mem aku, ya!" malu Mitha
"Buat ciumannya, kapan-kapan aja ya!" ledek Mitha
"Apaan sih! Aku kan mau tau!" tegas Mitha tersenyum-senyum
Lalu serontak Ardi memeluk Mitha sambil berkata "Daftar memo kedua!"

Daftar Memo Mitha :
1. Ciuman sama Mas Ardi
2. Pelukan sama Mas Ardi
3. Diner sama Mas Ardi
4. Liat bintang sama Mas Ardi
5. Ngobrol sama Mas Ardi
6. Nonton sama Mas Ardi
7. Nge-game sama Mas Ardi
8. Bersanddar di pundak Mas Ardi
9. Dinyanyiin sama Mas Ardi
10. Tidur (Cuma tidur ajah!) sama Mas Ardi

"Eh, jangan tidur dulu! Katanya mau liat bintang?" Ujar Ardi menggeret tangan Mitha keluar rumah dan duduk dikursi dan Mitha bersandar di pundaknya. Menikmati indahnya gemerlap bintang dan Mitha melirik-lirik muka Ari begitu juga sebaliknya hingga tertawa bersama.

-The End-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar