Rabu, 03 Juni 2015

My Little Ghost (2015)


MY little GHOST
Cast: Yusuf Bhactiar, Gracela Angelina, and Febi R. Nurhana
Directed by: Yusuf Bhactiar
Penyunting: Febi R. Nurhana
Distributed: YB Films
Release date: 1 Agustus 2015
Link: https://www.youtube.com/watch?v=jW1bXhwiXMU

  • Sinopsis
Yusuf hidup bahagia bersama adiknya. Mereka selalu bersama-sama dan Yusuf sangat setia merawat adiknya yang duduk di kursi roda. Hingga adiknya meninggal.
Setelah adiknya meninggal, bukan kejadian yang menyeramkan, melainkan hal-hal konyol menghantui yusuf.

  • Gallery:






Kamis, 28 Mei 2015

Cerpen Fiksi Romantis Indonesia 2015: What's Your Name? by Yusuf Bhactiar


WHAT'S YOUR NAME? (COMING SOON)
Story by : YB (YusufBhactiar)
Judul : What's Your Name?


Genre : Teen (Romantic, Comedy)
Keterangan : Cerpen
Cerita : Fiksi
Release date: July 1, 2015 
  • Sinopsis:

Lyna sering menunjungi tempat penyewaan DVD di Planet Movie. Tak hanya karena kegemaranya dengan film, tetapi dia mempunyai tujuan lain. Tujuan itu adalah untuk PDKT dengan salah satu karyawan yang dijulukinya dengan Mr. X. Lyna berusaha dan bertekat untuk mengetahui namanya. Ia sering caper dengan pura-pura menjatuhkan kaset, tetapi dihiraukan.
          Berbagai usaha telah dicobanya, setiap ia ingin menanyakan nama kepada Mr. X selalu saja ada gangguan. Tetapi itu tak memutuskan tekadnya. Beberapa hari kemudian ia berhasil dekat dengan Mr. X, tetapi belum juga mengetahui namanya. Sebenarnya siapa Mr. X itu? Dan bagaimana kelucuan usaha Lyna untuk mencari tahu? 
  • Cerpen:

Planet Movie sebauah tempat dimana terdapat berbagai film mulai dari Horor, Comedy, Drama, Romance, Thriller, dan Action. Berbondong-bondong para member Planet Movie datang untuk menyewa DVD ataupun VCD, tak terkecuali Lyna, gadis yang baru beranjak remaja ini selalu datang disana yang ternyata mempunyai tujuan lain. Lyna memang seorang penggemar film, terutama yang dimainkan oleh idola-idolanya, dari film lama sampai baru jika bagus ia selalu tonton. Lyna mengetahui Planet Movie dari temannya bernama Yuli dan si gendut Ika.
Yuli turun dari motor Lyna di parkiran depan yang bisa dianggap bukan parkiran, karena terlalu kecil dan sempit. Setelah mereka bertiga memarkirkan motor yang tak ada penjaganya juga di siang hari, mereka masuk dan langsung berpencar, kecuali Lyna yang masih melihat-lihat dari pintu depan.
“Wahh.. koplit banget Yul!” takjup Lyna
“Gue kan udah bilang disini tu komplit banget, dari tahun 90-an sampai puluh-puluhan dijamin ada deh!” jawab panjang lebar tanpa titk Yuli
Kemudian Lyna juga ikut berkeliling dan melihati VCD ataupun DVD yang ditata rapi di setiap rak. Tempatnya memang tidak terlalu besar, tapi cukup banyak tersedia berbagai film dari Indonesia, Korea, Thailand, Taiwan, sampai film laris Luar.
“Yul beneran, ya kamu kasih pinjem duit dulu ke aku. Soalnya aku nggak bawa duit.” Keluh Lyna
“Siap Lyna. Tenang aja deh kalo sama gue dijamin..” cerewet Yuli
“Shhht.. cerewet bangit sih lo Yul! Malu-maluin tau nggak?!” potong Ika
Setelah selesai membawa tiga film, Lyna menuju ke pembayaran.
“Mba saya mau pinjem ini” ujar Lyna memberikan kaset
“Udah ada member kak?” tanya petugas cewek
“Belum mba” jawab Lyna
“Kalau gitu buat dulu, ya. Untuk buat member bayar sepuluh ribu kak, bisa pinjam kartu pelajar?” ujar petugas cewek
“Ya” jawab singat Lyna lalu mengambil kartu pelajar di tas dan memberikannya kepada petugasnya.
“Tunggu dulu ya. Ini mau pinjem tiga? Kalo gitu pilih satu lagi, bonusnya.” Ujar petugas cewek
“Ya” jawab singkat Lyna lagi
Lyna memang bukan pertama kali mendatangi penyewaan film, sebenarnya ia sudah tau kalau pasti ada bonusnya, Lyna Cuma mengetes petugasnnya, dari pada salah ntar malu. Lyna melanjutkan memilih-milih film, setelah selesai memilih, ia memberikannya kepada petugas. Setelah Lyna mendapatkan film-filmnya, mereka bertiga bergegas pulang dari sekolah, Ups.. ternyata mereka bertiga tidak sepulang sekolah datangnya, tetapi setelah membolos.
Sesampainya di rumah, Lyna langsung memarkirkan motornya di depan rumah, ganti baju, dan langsung menonton film-film yang disewanya.
Keesokan harinya, semua teman-teman Lyna sedang heboh membicarakan liburan yang akan datang. Lyna pun juga asik dengan teman-temannya membicarakan topik hangat itu di luar kelas.
“Liburan keluar bareng-bareng yukk??” ujar Lyna
“Iya kek, sekali-kali keluar bareng napa!” jawab judes Rika
“Makanya punya rumah jangan jauh-jauh Rik! Haha” canda Dias
“Renang aja gimana?” ujar Ika
“Iya aja, udah lama kita nggak swiming-swinimng cantik haha” jawab Yuli
“Paling juga nggak jadi lagi.” Sinis bercanda Rika
“Bener banget! Eh Ka, Yul, ntar pulang sekolah aku ajak balikin film yukk?” ajak Lyna
“Nggak bisa deh, soalnya ntar aku gue pengen cepet-cepet pulang, mau sliping-sliping beauty haha” jawab Yuli
“Iya, gue juga nggak bisa, kita pulangnya jam empat, rumah gue kan jauhh” jawab Ika
“Yahh..” keluh Lyna
Malam harinya Lyna mengembalikan film sendiri, saat membuka pintu depan, ia membuka pintu dan langsung menuju ke tempat pembayaran. Saat di tempat pembayaran, Lyna dibuat tercengang oleh sosok tampan, manis, dan lucu dihadapannya. Lyna tersenyum-senyum sendiri terdiam dan hanya melihatinya.
“Dek, Dek..” ujar petugas tampan
“Eh.., iya mas? Saya mau ngembaliin film” jawab kaget dan kagum Lyna serenta memberi film-filmnya
Lalu petugas tampan mengambilnya dari tangan Lyna dan memeriksa film-filmnya di komputer. Lyna yang masih terpana pun asik melihatinya dengan tersenyum tersipu malu.
“Udah, dek.. mau pinjenm lagi?” ujar petugas tampan diakhiri dengan senyuman kecil
“E.. Iya mas, bentar” jawab grogi Lyna lalu pergi melihat-lihat film.
“Oh My God!! Ya ampunn.. Ganteng bangeettt!!!” greget Lyna di pojokan sambil pura-pura melihati kaset. Diam-diam Lyna masih melihati si petugas tampan itu dari celah-celah, pura-pura keliling hingga mendekat dengan melihat-lihat daftar film di meja kecil dekat pembayaran.
“Aduhh manis banget masnya.. aduhh.. padahal aku nggak ada rencana nih mau sewa lagi. Mau sewa apa nih?? Sewa masnya aja deh hahaha” gunam Lyna
Satu jam kemudian, Lyna masih sok sibuk melihat-lihat dan membaca sinopsis-sinopsis film yang ada disana. Kemudian Lyna menjatuhkan satu film ke tanah dengan sengaja untuk menarik perhatiannya, tetapi dihiraukan. Karena jam sudah menunjukkan setengah sepuluh dan tokonya mau tutup, Lyna bergegas mengambil dua film dan langsuk ke tempat pembayaran dan pulang. Di jalan, Lyna masih asik menggunam dan membayangkan wajah si petugas tampan yang hampir menabrak seorang anak kecil yang asik naik sepeda ontel. Lyna berkomitmen kalau dia akan selalu datang ke tempat itu setiap hari walaupun hanya meminjam satu film demi melihan si petugas tampan yang dijilukinnya “Mr. X”.
Sama seperti komitmennya yang dibuat, setiap hari ia selalu kembali ke tempat penyewaan. Hingga empat hari nonstop dan ia kehabisan uang, sampai Mr. X hafal, dan yang dilakukannya monoton. Akhirnya ia membuat satu gebrakan baru dengan membuat buku tentang film favoritnya dan yang akan dia tonton. Setelah selesai menulisnya, ia bergegas menuju ke tempat penyewaan dan Lyna melihat Mr. X. Lyna berjalan perlahan membuka pintu depan sambil curi-curi pandang dan seperti biasa hanya mendapat senyuman yang sama seperti biasanya. Ia membuka buku kesukaannya dan pura-pura membaca dan mencocokkan film. Perlahan tapi pasti, ia sudah berada di samping tempat pembayaran melihat-lihat daftar film di map besar. Lalu Lyna pura-pura menaruh buku di lantai dan mengembalikan map di rak dan berdiri menuju ke tempat pembayaran serentak mengambil dua DVD asal.
“Ini mas” ujar Lyna
“Bawa member dek?” tanya Mr. X
“Enggakk mas” tersenyum manja
“Yaudah.” Mr. X kemudian lanjut memproses penyewaan.
Sambil penunggu proses, Lyna bergunam “Loh kok nggak ditanyain nama gue? Gue kan udah bilang nggak bawa kartunya! OMG (menepuk pipi) jangan-jangan, dia udah tau nama gue”
“Ini dek” potong Mr.X
“E.. iya mass” kaget Lyna serambi mengambil DVD yang diberikan Mr. X lalu pergi.
Di perjalanan Lyna masih senyum-senyum karena Mr. X idamannya mengetahu namanya. “Wahh.. dia tau nama guee!! Gilakk ya! Brarti usaha gue selama ini nggak sia-sia hehe!! Sekarang gue tungguin aja dia SMS gue, soalnya di buku yang gue tinggal tadi kan ada nomer gue! Let’s see!”
Sesampainya di rumah ia masih tersenyum membayangkan wajahnya ditambah dia tahu kalo Mr. X tahun namanya. Seperti anak remaja lainnya, ia selalu tersenyum-tersenyum. Sambil mendengarkan lagu Project Pop – Jatuh Cinta punya Titiek Puspa, ia menulis diarynya. Entah di kamar, membeli makanan, kamar mandi, dan tidurpun ia masih tersenyum-senyum layaknya mabuk cinta. Ia tiduran dan asyik bernyanyi:
“Jatuh cinta berjuta indahnya, dipandang dibelai amboy rasanya..” dan tertidur.
Pagi harinya ia melihat HP nya dan masih tak ada kabar satupun dari Mr. X.
“Ihh! Nyebelin banget deh! Apa dia nggak liat buku gue kali ya?! Nyebelin!” lalu membanting Hpnya di kasur kesal. Lalu ia pergi mandi. Seharian, ia galau menunggu SMS dari Mr. X duduk di dekat jendela sambil melototi Hpnya. Karena sudah tak tahan seharian tak ada kabar, sorenya ia langsung ke tempat penyewaan dan mengembalikan DVD yang dipinjamnya semalam.
Setelah sampai tanpa basa-basi ia langsung menuju ke tempat singahsana Mr. X dan ternyata sore itu bukan sift nya.
“Dek ini buku kamu?” tanya petugas cewek
“Iya mbak” jawab singkat, kesel, ples kecewa lalu ia mengambil buku itu dan pergi.
Di perjalanan ia bergunam panjang lebar “Gilak ya nyebelin abis tau nggak! Udah capek-capek gue nulis, eh bukan dia yang nemuin, mana buku gue malah dibuat tipas-tipas sama mbaknya! Asal lo tau ya mbak, ini bukan kipas! Resek! Ash.. sebell! Gue harus cari cara apa lagi dong?! Aduh.. pokoknya gue harus dan wajib tau nama Mr. X!”
Keesokan harinya, ia berkoordinasi dengan Rika dan Dias di tempat nongkrong khas mereka di Hek samping rumah Lyna.
“Aduhh gimana dong? Gue nggak tau nih mau pake metode apa lagi!” curhat Lyna
“Buset, bahasa lo ketinggian tuh! Metode segala haha” ujar Ika
“Yaelah Ka, namanya juga lagi in lovee, ciee cieee..” ejek Yuli
“Apaan sih, nggak lucu tau nggak!”
“Aduhh.. Lyna mending sama Oka aja yang jelas naksir berat sama lo dari petama masuk. Lo tu ya, kalo ngejar orang tu yang pasti-pasti aja deh, nggak usah yang ribet-ribet” ujar Ika
“Aduhh, Ika ku sayanggg.. kaya lo nggak tau aja kalo yang namanya Si Lyna udah punya tekat, harimau aja mungkin nggak bisa ngehentiin dia.” Ujar Yuli
“Tuu.. Yuli aja tahu hehe! Lagian ni ya, gue juga udah nggak ada perasaan apa-apa sama Oka. Dia mah PLAYBOY cap KADAL! Ehh guys gue punya ide bagus!” ujar Lyna mengentik jari.
Malam harinya Lyna dan Ika menjalankan rencana. Mereka berdua boncengan menuju ke tempat penyewaan. Rencana Lyna adalah: “Gini, Ka ntar malem jam setengah sepuluh lo anterin gue ya ke tempat penyewaan, abis itu lo tinggal aja nggak papa, oke oke? Pliss?”
Sesampainya di tempat penyewaan, seperti yang direncanakan, Lyna turun sendiri dan Ika pergi “Yaudah gue tinggal yaa..”. Lalu Lyna bergegas masuk dan mngembil dua DVD, tanpa basa-basi ia langsung keluar. Beberapa jam kemudian Mr. X keluar.
“Loh dek kok masih disini?” tanya Mr. X
Lyna langsung tersenyum “Iya nih mas, nunggu dijemput temen, tapi dari tadi nggak ongol-nongol, aku SMS nggak di bales, telfon nggak dijawab.” Keluh Lyna (akting)
“Emang rumahnya dimana dek?” tanya Mr. X lagi
Senyum Lyna makin lebar “Em.. di belakang kampus mas.” Jawab Lyna
“Oh..” jawab Mr. X lalu berfikir sejenak
“satu.. dua.. “ hitung Lyna
“Mau aku anterin?” ajak Mr. X
“Nggak ngrepotin?” tanya Lyna tersenyum kecil
“Nggak kok” jawab Mr. X
Lalu Mr. X mengambil motor dan mengajak Lyna naik. Tanpa basa-basi Lyna langsung naik dan perpegangan baju kanan kiri Mr. X.
“Kanan apa kiri nih?” tanya Mr. X
“Kiri mas” jawab Lyna dan mereka berdua jalan.
Saat di perjalanan, Lyna terfokus ke satu arah sambil tersenyum-senyum bahagia, deg-degan, dan rasa-rasa manis lainnya yang bercampur aduk menjadi satu. Lyna melihati wajah Mr. X dari sepion kanan. Sambil menunjukkan arah rumahnya, Lyna sesekali mencoba mendekat dengan menujuk arah jalan dan sengaja memegang pundahnya, melihat wajahnya. Beberapa menit kemudian mereka sampai.
“Disini mas, makasih ya. Tau jalan baliknya kan?” ujar Lyna
“Tau lahh..” jawab Mr. X sambil tersenyum
Lyna tersenyum dan meyakinkan diri berbicara “Em.. mas, boleh minta nomor telfonnya nggak? Jadi kan ntar gampang kalo mau liat update film di sana.”
“Oh.. boleh, 08961.......”
“Oke, nam..” ujar Lyna
“Ya udah aku pulang dulu udah malem.” Ujar Mr. X
Lyna hanya tersenyum dan menganggukkan kepala. Setelah Mr. X jalan Lyna berteriak “Makasih ya, hati-hati di jalan” dan Mr. X melambaikan tangannya. Lyna pun juga melambaikan tangannya, setelah Mr. X jauh ia menurunkan tangan dan bergunam “Yah.. padahal tadi gue mau tanya namanya.” Menghela nafas kecewa. Lalu Lyna masuk ke dalam rumah. Lalu ia selonjoran di dalam kamar, rasa senang dibalut kecewa sedikit membuatnya tak berekspresi. Tak tahu senyum atau muram, Lyna gelisah tidur, duduk, berdiri, berjalan mondar mandir dan akhirnya melihat HP. “Oh iya, gue kan udah punya nomernya!” gunamnya lalu mengambil HP. “Aduhh.. SMS nggak ya??!” resah Lyna. Sempat menulis pesan: “Hai kak” “Kak ini aku Lyna” “udah sampe rumah kak?” tetapi dihapus dan tidak dikirim. Lalu Lyna melempar HP nya di kasur dan duduk bingung. “Masa gue duluan sih yang SMS?!” gunam Lyna serambi tiduran. “Oh iya, dia kan nggak tau nomer gue! Siapa tau dia lagi nunggu SMS gue!” gunam Lyna lalu bangun dan mengambil HP nya. Saat mau mengetik pesan ia kembali bergunam “Aduhh.. ntar dikiranya gue kegatelan! Dia udah punya pacar belom ya?” gunam Lyna lalu kembali melemparkan HP di kasur.
“Ah au ah gelap!” kesal Lyna lalu tidur kerubutan selimut.
Siang harinya ia jalan-jalan ke mall bersama Yuli.
“Gimana Lyn? Berhasil rencana lo kemaren?” tanya Yuli.
“Berhasil sihh..” jawab Lyna
“Lo berhasil, tapi kok mukalo surem amat? Aduhh sayangku pliss dehh.. hepi dong! You got him! Kalo lo bener sayang sama dia lo harus hepi!!” hibur Yuli
Lyna hanya tersenyum kecil menutupi rasa kecewanya.
“Yaudah, gue beli tiket dulu. Lo jangan kemana-mana ya, jagain makanan gue tuh.”
Lalu Yuli pergi membeli tiket nonton dan Lyna masih menggalau gundah gulana bingung berfikir. Ia melihati sekelilingnya, terutama melihat orang pacaran. Tiba-tiba terdengar lagu “Sesungguhnya hatiku ingin menahanmu, kamu jangan pergi, kamu jangan pergi. Sesungguhnya jiwaku bisa gila jika hidup tanpamu, aku terlalu mencintaimu...” lalu Lyna mengambil HP nya dan melihati kontak Mr. X
“Lyna!” kaget Yuli menepuk pundak Lyna
“Kaget gue..” ujar Lyna
“Nih tiketnya, jam 12:30. Makanya jangan nglamun!! Sambet tau loo.” ujar Yuli
Jam 12:30 kemudian Lyna dan Yuli masuk ke bioskop. Beberapa menit saat film berputar, HP Lyna berbunyi.
“Aduhh.. Lyna HP nya dimatiin dong, lagi nonton nihh” bisik Yuli
“Iya iya..” jawab Lyna
Lalu Lyna mengambil HP, saat ingin mematikan, ia melihat satu pesan dari Mr. X, tetapi HP nya sudah dimatiin.
“Hahh.. Mr. X” teriak Lyna
“Sstt.. bisik” bisik Yuli
“OH My God! Liat dehh tadi yang SMS tu Mr. X Yull!” jawab Lyna senang. Lalu Lyna bergegas menghidupkan HP nya. Setelah hidup ia melihat pesan dari Mr. X.
“Tu liat nihh! SMS dari Mr. X YULL!!”
“Stttt...” geram penonton lain
“Iya-iya!, gue keluar dulu deh, bentar, lo disini aja.” Ujar Lyna lalu keluar
“Jangan lama-lam Lyn!” teriak Yuli
“SHTTT..” semua penonton, lalu Yuli terdiam kikuk dan malu.
“Hai, ni aku dari Planet Movie, ada film baru, judulnya Cinderella.” Pesan dari Mr. X
“Akhirnya!!, aduh gue mau bales apa ya?!” lalu Lyna mengirim pesan “Kok tau nomer aku? Aku kan belum sms kamu?”. Beberapa menit kemudian Mr. X menjawab “Tau dong haha”. Lyna tersenyum lebar di depan studio dan dilihati semua pengunjung.
“Gilak deh kayaknya tu cewek” ujar pengunjung
Lalu Lyna menoleh senis, dan pengunjung itu langsung diam dan mengalihkan pandangannya. Lalu Lyna kembali tersenyum dan masuk ke studio.
Malam harinya, Lyna dan Mr. X asik SMS-an, berawal dari topik film hingga pertanyaan yang ingin diketahui Lyna: “Kak, udah punya pacar belom?” setelah mengetik pesan itu, Lyna berfikir “Masa gue tanya beginian sih! Kesannya kan gue ngarep banget!” saat ingin menghapus pesan itu, justru Lyna salah memencet hingga pesan itu terkirim.
“Ya ampun! Begok banget gue!! Aduh gimana nih giamna-gimana!!” ujar Lyna sambil mondar mandir dan pesan itu dijawab Mr. X: “Emang knpa? Mau daftar? Haha” candanya. Lyna menghela nafas lega dan membalas: “Cuma nanya! Nggak boleh?! :p” jawabnya. Lalu Mr. X menjawab “Haha belom ad yg pas. Klo ad yg cariin boleh jg B)”.
“Gue aja.. Gue ajaaa” gunam Lyna setelah membaca pesan itu.
Mr. X mengirip pesan: “Km di rumah? Ak mau ajak km jalan. Aku dah di dpn rumah kamu.” Ajaknya
Lyna kaget dan langsung melihat dari jendela kamarnya dan melihat Mr. X sudah menunggu. “Oh My God! Mau bangettt!!” lalu ia menjawab pesan Mr. X: “Boleh, bentar ya, aku gantu dulu :D”. Lalu Lyna bergegas cari baju, ganti, ambil tas, bawa HP, dan langsung keluar rumah.
“Hayy..” sapa Lyna terengah-engah
“Ganggu nggak?” tanya Mr. X
“Nggak kok, nggak sama sekali. Mau kemana mas?” tanya Lyna
“Naik aja, ntar aku kasih tau” ujar Mr. X
Lalu Lyna naik dan berangkat. Beberapa menit kemudian mereka sampai.
“Pasar malem?” tanya Lyna tersenyum dan melepas helm.
“Nggak suka ya?” tanya balik Mr. X
“Nggak kok, suka, suka banget hehe” jawab Lyna
Kemudian mereka berjalan-jalan dan bersenang-senang berdua. Tak perlu waktu lama untuk mereka berdua akrab. Karena sifat Lyna yang santai dan friendly mereka bisa sangat dekat walau hanya semalam. Mereka berjalan-jalan hingga di depan rumah hantu.
“Lyn, mau masuk nggak?” tanya Mr. X
“Wah curiga nih gue, lo mau ngajakin gue masuk pasti mau cari untung nihh! Haha” canda Lyna
“Brani nggak?” tantang Mr. X
“Siapa takut!” gertak Lyna
Lalu mereka berdua masuk. Tak seperti rencana Mr. X, justru Lyna tak takut sama sekali dengan hantu-hantu di rumah hantu itu. Lyna malah menyapa para hantu di dalam, bersalaman, bahkan minta foto bareng.
“Ehh.. hantu mau kemana? Aku kan Cuma mau minta foto!!” terial Lyna, hantu itu malah lari kesal karena tidak ditakuti.
“Yahh.. lari deh..” ujar Lyna
“Kamu sih aneh. Hantu kok diajak foto!” heran Mr. X lalu melanjutkan rute
“Ehh.. kan jarang bisa foto sama setan!!” ujar Lyna menyusul Mr. X yang sudah melanjutkan rute.
Selesai dengan rumah hantu, mereka membeli permen kapas.
“Makasih yaa.. aku seneng banget deh malem ini!” ujar Lyna sambil asik makan permen kapas.
“Sama-sama” jawab Mr. X
“Emm.. aku sebenernya mau tanya sesuatu sama kamu. Nam..” ujar Lyna
“Eh tu ada keranjang burung, naik yok.” Potong Mr. X
“Eh.. yaudah yukk” jawab Lyna berlari karena tangannya digeret Mr. X
Lalu mereka naik, suasan kemudian beralih sangat romantis.
“Wahh.. keren ya. Padahal dari dulu aku selalu pengen naik ini sama orang yang aku sayang.” Ujar Lyna sambil menikmati pemandangan
“Aku masuk nggak?” tanya Mr. X
“Em.. gimana ya??.. ada dehh” canda Lyna dan membatin “Masuk lahh!!”
“Hehe. Oh ya, kamu udah berapa lama kerja di planet movie?”
“Baru beberapa bulan. Kok tadi kamu nggak takut di rumah hantu?” tanya Mr. X
“Udah biasa kalik..” ujar Lyna
“Maksudnya?”
“Aduhh.. dari kecil aja nih ya, aku tu udah suka yang namanya film horror, trus aku juga suka hunting-hunting gitu ke tempat-tempat serem. Jadi udah biasa, kecil lahh.. hehe. Kamu suka nonton nggak?” ujar Lyna
“Kadang kalo filmnya bagus.” Jawab Mr. X
Lalu mereka berdua turun dari keranjang burung dan kembali berjalan-jalan. Saat berjalan berdua, Lyna berjalan di belakang Mr. X lalu maju dan menggandeng tangannya lalu tersenyum. Mr. X juga tersenyum.
“Eh, kamu tunggu di sini dulu, aku mau beli sesuatu buat kamu. Bentar ya” ujar Mr. X lalu meninggalkan Lyna dengan misterius
“Eh mas, jangan lama-lama.” Teriak Lyna.
Lyna terdiam menunggu Mr. X sambil mainan kerikil kecil di tanah dengan kakinya dan melihati sekeliling mencari Mr. X. Beberapa lama kemudian ada yang memegang tangan Lyna dari belakang. Lyna pun serentak menoleh kaget
“Eh..”
Dan tangan Lyna langsung dipasang sebuah cincin oleh Mr. X. Lyna tersenyum dan melihati cincin polos yang diberika Mr. X.
“Bgaus. Makasih ya” ujar Lyna tersenyum memandangi cincin dan Mr. X.
Lalu Mr. X menunjukkan tangannya yang juga terpasang cincin polos sama seperti yang diberikan Lyna.
“Couple?” tanya Lyna tersenyum.
Llau Mr. X kembali menggandeng tangan Lyna dan melanjutkan jalan-jalan hingga pasar malem selesai. Kemudian Mr. X mengantar pulang Lyna. Saat di perjalanan pulang, Lyna memeluk erat Mr. X sambil tersenyum menempelkan kepalanya di punggungnya.
Setelah sampai di rumah pukul 09:00 tepat.
“Makasih ya buat malem ini. Aku seneng banget!” ujar Lyna tertawa.
“Aku juga seneg. Liburan kamu berapa lama?” tanya Mr. X
“Dua minggu doang mas.” Jawab Lyna
“Dua minggu masih doang? Belum puas?” tanya Mr. X
“Abis waktunya cepet banget kalo sama kamu, hehe” ujar Lyna
“Bisa aja lu. Masih sepuluh hari juga kan liburannya?” tanya Mr. X lagi
“Iya sih. Oh iya, tadi aku mau nanya na..” ujar Lyna
“Udah malem, kamu masuk gih, ntar sakit nggak bisa main sama aku lho haha. Yaudah aku pergi dulu” Mr. X kembali memotong pembicaraan Lyna dan langsung pergi.
“Eh, ya.. daa.. hati-hati..” teriak Lyna sambil melambaikan tangan. Mr. X pun juga melambaikan tangan.
Lalu Lyna menurunkan tangan “Yahh.. gagal lagi! Susah amat sih mau tanya nama! Whatever ah, yang penting sekarang aku udah bisa deket sama Mr. X!” gunam Lyna lalu masuk ke rumah.
Pagi harinya pukul tujuh lebih lima belas, Lyna bangun, mandi dan bergegas pergi ke Planet Movie.
Mr. X baru saja sampai di Planet Movie pukul delapan. Saat Mr. X melepas helm, Lyna sudah menunggu di depan pintu tersenyum-senyum.
“Loh, kok disini Lyn?” tanya Mr. X sambil melepas jaket dan membuka pintu.
“Nggak boleh?” ujar Lyna sambil melihati Mr. X membuka pintu.
Lalu Mr. X masuk dan diikuti Lyna.
“Iya baweklu..” ujar Mr. X
Lalu Lyna tersenyum. Mereka berdua membersihbersihkan rak, lantai bersama-sama.
“Bentar aku nyalain musik biar nggak sepi” ujar Mr. X menyalakan lagu.
“Ayo goyang duyu, bebaskan lah hatimu, ayo goyang duyu, simpan saja gengsimu.” Lagu Project Pop yang terputar. Serentak Mr. X menirukan goyang duyu. Lyna pun tertawa dan ikut bergoyang dan tiba-tiba pelanggan masuk Lyna dan Mr. X pun berhenti menari. Mr. X langsug bergegas ke tembatnya dan diikuti Lyna. Pengunjung itu tertawa kecil lalu melihat-lihat. Lyna dan Mr. X juga tertawa kecil bersama.
“Kamu tadi belom jawab pertanyaan ku lo. Kok kamu disini?” tanya Mr. X
“Tebak dong... tebakk hehe” goda Lyna
“Kangen ya sama aku? Haha” canda Mr. X
“Ihh.. PD banget nihh.. hehe. Aku magang kalik di sini selama liburan hehe.. hebat kan” ujar Lyna
“Kok bisa?” ujar Lyna
“Jadi nih semalim abis kamu nganterin aku pulang, aku SMS-an sama bos kamu gitu dehh..” terang Lyna
“Punya nomer bosku?” tanya Mr. X lagi
“Hellooo.. emang aku bunta? Orang ditempelin segede itu” ujar Lyna sambil menunjukkan tempelan nomer HP Planet Movie di dinding.
Karena hari ini adalah hari pertama Lyna magang kerja di Planet Movie, Mr. X mengajarkan dan memberi tahu letak-letak kaset. Dan seperti kegiatan kerja lainnya, mereka bekerja sampai sore hari. Walaupun lelah, tetapi Lyna tetap senang karena bisa seharian bersama orang yang diidamkannya. Di sela-sela bekerja, Lyna berusaha melihat-lihat dengan cermat dan teliti di setiap sudut meja pembayaran mencari nama Mr. X. Yang ada Lyna hanya melihat foto-foto karyawan, sekumpulan nota, kartu member yang ketinggalan, dan hal-hal lain yang tidak dimengertinya. Karena capek, saat Mr. X di kamar mandi, Lyna mencari dompet Mr. X di saku jaketnya, tetapi tidak ada. Saat ia meraba-raba jaket Mr. X keluar. “Cari apa Lyn?” Lyna kaget dan mencari alasan. “A.. enggak kok, ini jaket kamu kotor, jadi aku bersiin” ngeles Lyna sambil pura-pura membersihkan jaket. Saat Mr. X berbalik badan, ternyata dompetnya di saku belakang.
“Yeay udah jam lima.. it’s time to go home hehe” ujar Lyna
“Mau makan bareng nggak?” ajak Mr. X
“Emm.. gimana yaa??.. kalo diboncengin and sekalian dianterin pulang boleh tuhh.. hehe” jawab Lyna
“Bisa aja nggodanya, oke siapp!! Haha. Yaudah aku ganti dulu.” Ujar Mr. X lalu ke ruang ganti.
Lyna menunggu Mr. X di luar sambil telfon ayahnya untuk tidak menjemput. Lalu Mr. X keluar.
“Telfon siapa?” tanya Mr. X
Lyna menutup telfon dan memasukkannya di tas “Nggak, cuman bilang sama bapak nggak usah dijemput.” Jawab Lyna menghampiri Mr. X
“Besok lagi bilang aja aku anterin tiap hari” ujar Mr. X
Lyna hanya tersenyum dan naik motor Mr. X dan mereka pergi.
Sesampainya di Popeye, mereka berdua turun dan memilih bangku.
“Kamu tunggu ya, aku pesen dulu.” Ujar Mr. X
Lyna duduk dan menaruh tas di bangu. Beberapa menit kemudian Mr. X membawakan makanan dan duduk di depan Lyna.
“Ni makannya” ujar Mr. X sambil menaruh makanan di meja.
“yeayy..” ujar Lyna
Lalu mereka berdua makan sambil ngobol.
“Mas, kamu tau nggak tempat yang namanya pagoda di belakang ISI?” ujar Lyna
“Kalo ISI tau, pagoda baru denger. Kenapa?” jawab Mr. X
“Kamu harus kesana! Tempatnya keren banget lohh! Besok kan kita sift malem, jadi paginya kita kesana yukk?” ajak Lyna
“Gampang, bisa di atur. Jam berapa?” tanya Mr. X
“Pagi aja, biar nggak panas.” Ujar Lyna
“Siapp” jawab Mr. X
Pagi harinya pukul setengah delapan Mr. X sudah di depan rumah Lyna. Lyna keluar dari rumah dan menghampiri Mr. X.
“Udah mandi?” tanya Lyna
“Belom haha..” jawab Mr. X
“Hadehh.. yaudah yukk.” Ujar Lyna kemudian naik di motor Mr. X dan berangkat. Setelah sampai di sebuah lapangan besar, Lyna dan Mr. X turun.
“Ini pagodanya?” tanya Mr. X
“Bukann.. kita masih harus melewati sawah ituu..” ujar Lyna sambil menunjukan jalan di sawah yang tidak terlalu runggun.
“Kamu, cewek kok mainnya di sawah. Haha” ejek Mr.x
“Enak aja.. gini-gini nih ya, jiwa petualangan aku tu tinggi hehe” jawab Lyna
Lalu mereka berjalan berdua saling bahu membahu karena jalannya yang naik turun. Merek bergandengan sambil menikmati pemandangan yang masih sejuk. Setelah beberapa menit berjalan, akhirnya mereka berdua sampai di pagoda.
“Yeayy akhirnya kita sampai juga huft” ujar Lyna berlari dan menaiki pagoda tinggat pertama. Lyna duduk dan mengajak Mr. X
“Ayoo naikk. Bisa manjat nggak?” ujar Lyna
Lalu Mr. X menyusul menaiki pagoda dan duduk di samping Lyna.
“Foto yukk?” ujar Lyna lalu foto berdua dengan Mr. X
“Keren tempatnya. Kalo disini rasanya fresh, kaya nggak ada fikiran, plong.” Kagum Mr. X
“Aku bilang juga apa! Keren kan hehe! Aku tu sering banget dateng ke sini. Terutapa kalo lagi galau sedih..” ujar Lyna
“Diputusin cowok?” potong Mr. X
“Apaan sih! Sok tau banget deh. Punya pacar aja enggak gimana mau diputusin?!” ujar sinis Lyna
“Haha ketauan nih belum punya cowok.” Ejek Mr. X
“Ehh.. ngaca ya kalo mau ngeledek orang! Emang lo punya apa? Hehe wellk” ejek balik Lyna.
Lalu Mr. X perlahan memegang tangan Lyna dan Lyna menoleh diikuti senyumannya.
“Ehh.. ada film Furious 7 besok. Kamu mau nggak nonton sama temen-temen aku?” ajak Lyna
“Boleh” jawab Mr. X
Lyna hanya tersenyum. Mr. X melihati Lyna tersenyum dan mencium bibirnya dengan menempelkan tangannya di pipi Lyna. Lyna pun kaget dan memejamkan matanya. Berdebar pun dirasakan oleh Lyna karena itu adalah ciuman pertamanya. Sete;ah selesai, mereka berdua salah tingkah saling berhadap-hadapan malu dan tersenyum.
Malam harinya di Planet Movie mereka berdua bekerja seperti biasa, tetapi kini ada satu perasaan yang berbeda. Lyna semakin jatuh cinta kepada Mr. X, tetapi belum ada status hubungan yang jelas. Saat mereka berdua berdiam-diaman, kemudian terputar lagu
“Kau menggantungkan hubungan ini. Kau diamkan aku tanpa sebab, maunya apa, ku harus bagaimana?. Kasih.. sampai kapan kau gantung cerita cintaku memberi harapan....” – Melly Goeslaw
Serontak Lyna dan Mr. X langsung menoleh ke layar. Seakan lagu itu mencermikan tentang mereka berdua.
Sepulang kerja, Lyna diantar oleh Mr. X seperti biasa. Setelah ciuman kemarin, mereka berdua menjadi lebih malu-malu tak seperti biasanya lagi. Sesampainya di rumah Lyna, merka mengobrol di depan rumah.
“Nggak kerasa ya, udah enam hari. Yahh.. besok aku masuk sekolah..” ujar Lyna
“Ngak papa, sekolah dulu aja, fokus, belajar yang bener.” Ujar Mr. X
“Iya pak guru.. hehe” canda Lyna
“Kamu dibulangin malah bercanda mulu. Yaudah kamu masuk dulu sana, udah malem.” Ujar Mr. X
Lalu Lyna mencium pipi Mr. X kemudian lari masuk ke rumah.
Pagi harinya di kantin Lyna bersama Ika dan Yuli mengobrol banyak hal tentang liburan mereka selama dua minggu.
“Gimana Lyn si Mr. X?” tanya Yuli
Lyna tersenyum dan menunjukkan cicncin ditangannya “Couple!!” ujar Lyna
“Ya ampun Lyn, lo udah dilamar? Kita kan masih SMA Lynaku sayang. OMG, lo hamil ya?!” ujar Yuli
“Amit amit!! Gita lu ya! Kalo ngomong main njeplak aja! Nggak mungkinlah.”  Bentak Lyna
“Lo udah tau nama dia dong kalo udah pacaran. Siapa namanya?”
Lyna terdiam karena sampai saat ini ia masih belum memiliki hubungan yang jelas dengan Mr. X. Saking bahagianya, Lyna melupakan tekadnya untuk mengetahui namanya.
“Ya ampun Lyna, seriously? Jangan-jangan loo belum tau nama dia ya?” ujar ika
“Gue lupa tau nggak! Abis susah banget tau nggah sih buat cari tau nama dia!” ujar Lyna
“Terus lo manggil Mr. X apa dong kalo lo nggak tau namanya? Padahal kan lo udah sampe ciuman sama dia. First kiss lagi” ujar polos Yuli
“Nggak usah diomongin serinci-rincinya kalik Yul! Ya gue panggil dia mas lah.” Jawab Lyna
Di Planet Movie, Mr. X masih bekerja. Kali ini bukan Lyna yang menemaninya, tetapi karyawan cewek lain yang sudah suka dengan Mr. X sejak lama.
“Gimana nih dedek gemes lo?” ujar karyawan cewek
“Baik.” Jawab Mr. X
“Udah pacaran?” tanya karyawan cewek lagi
Mr. X teridam
“Lo nggak serius kan sama dia? Hey, dia tu masih SMA. Umur lo sama dia tu beda lima tahun. Dia aja baru umur 18 tahun.” Bawel karyawan cewek.
Malam harinya, Lyna dan Mr. X bertemu di Popeye.
“Mas, sebenernya hubungan kita apa sih?” tanya Lyna
“Maksudnya?” tanya balik Mr. X
“Ya.. pacar, atau...?” ujar Lyna
“Penting ya kaya gituan?” ujar dingin Mr. X sambil makan.
Lyna terdiam sebal. Kemudian Lyna mengambil tas dan beranjak dari bangku menahan emosi. Mr. X masih melanjutkan makan, lalu Lyna pergi.
“Mau kemana Lyn?” teriak Mr. X
Lalu Mr. X menaruh uang di meja “Ini mas uangnya.” Ujar Mr. X lalu mengejar Lyna.
Mr. X mengejar Lyna dan memegang tangannya serontak dilepas oleh Lyna.
“Aku bingung deh sama kamu! Bahkan aku tau nama kamu aja enggak! Kamu siapa sih!” teriak Lyna mengeluarkan air mata dan berpaling pergi. Mr. X terdiam seakan mulutnya terkunci. Lyna terus berjalan pulang ke rumahnya sambil menangis. Sesampainya di rumah ia langsung mengunci diri di kamar. Sedangkan Mr. X kembali ke Popeye dan termenung dalam waktu yang lama dan berputar lagu:
“Sesungguhnya hatiku, ingin menahanmu, kamu jangan pergi, kamu jangan pergi. Sesengguhnya jiwaku, bisa gila jika hidup tanpamu. Aku terlalu mencintaimu.”
Hingga Popeye tutup, Mr. X mengendarai motor dan pergi. Lyna masih menangis di kamarnya. Mr. X melihati jendela kamar Lyna yang tertutup. Mr. X terdiam di depan rumah Lyna dalam waktu yang lama dan tidak masuk.
Satu bulan kemudian, Lyna menjauh dari teman-temannya, menjadi sosok pendiam. Ia tak lagi berbicara dengan Mr. X dan teman-temannya. Ia sering menyendiri di Pagoda tanpa berbicara sepatah kata pun.
Malam harinya Ika dan Yuli mengunjungi rumah Lyna.
“Lyn..” ujar Yuli memeluk Lyna
“Lyn lo nggak bisa kaya gini terus dong. Bentar lagi kita ujian! Lo fokus sama itu!” ujar Ika
“Apa nggak sebaiknya kita selesain masalahnya dulu aja ya. Biar dia nggak gini terus.” Ujar Yuli menangis melihat keadaan Lyna.
“Lo harus ikut kita!” ujar Ika
Lalu mereka bertiga pergi ke Planet movie untuk mencari Mr. X, sesampainya disana, karyawan megatakan bahwa Mr. X sudah berhenti bekerja sebulan yang lalu.
“Dia udah nggak kerja di sini dek! Udah berhenti sebulan yang lalu!” ujar sinis karyawan cewek
Lyna smakin memburuk dan mengeluarkan air mata tanpa berbicara sedikitpun.
Ujian sudah tinggal beberapa hari lagi. Walaupun dalam keadaan buruk dan kacau Yuli dan Ika setia menemani Lyna dan membuatnya belajar agar lulus.
“Sori ya, gue udah ngerepotin kalian berdua.” Ujar Lyna
“Nggak papa kok. Makanya, biar usaha kita berdua nggak sia-sia, lo harus belacar dengan bener. Bentar lagi kita lulus Lyn.” Ujar Ika
“Iya Lyn.” Ujar Yuli
Akhirnya Lyna mulai belajar dengan keras untuk mengejar materi. Ia bekerja keras agar bisa cepat lulus. Hingga waktu ujian pun diselenggarakan, sampai saat ini masih belum ada kabar dari Mr. X sama sekali.
Ujian selesai, Lyna dan teman-temannya pun telah menyelesaikan sekolah SMA mereka. Acara lulusan SMA sangat meriah, dengan kostum kebaya adat, mereka semua sangat bahagia.
Di pagoda, Lyna melihati cincin yang diberikan Mr. X saat di pasar malam. Lyna tidak bisa melupakan Mr. X, bahkan setiap detik kenangan yang mereka lalui masih teringat dengan jelas di hati Lyna. Karena kenangan akan sangat berarti jika teringat oleh Hati, bukan otak. Lyna melepas cincin itu dan terjatuh di bawah. Lyna turun untuk mengambil cincin itu. Saat di ambil, tertera sebuah tulisan di dalamnya, saat dibaca, tertulis sebuah nama: Lyna & Adi Forever. Lyna terpatung duduk dan menangis melihat tulisan itu, dan tiba-tiba ada sebuah tangan yang memegang pundaknya, serenta Lyna menoleh, dan dia adalah Mr. X atau Adi. Adi langsung mencium bibirnya untuk yang kedua kalinya, tetapi dilepaskan oleh Lyna. Lyna menangis sampil memukuli dadanya, Adi pun memeluk erat Lyna.
“Jahat banget sih kamu!” masih memeukuli Adi sambil menangis.
“Aku sayang sama kamu!” bisik Adi
“Kalo kamu sayang sama aku kenapa kamu ninggalin aku!” tanya Lyna
“Aku ceritain, tapi stop dulu nangisnya.” Tegas Adi sambil mengusap air matanya.
Mereka berdua duduk di pagoda berdua.
Adi menceritakan semua kepada Lyna, mulai dari awal, sebenarnya Adi juga sudah punya perasaan yang sama kepada Lyna, tetapi ia ingin mengetahui sejauh mana usaha Lyna. Mulai dari Lyna yang sering curi-curi pandang saat memilih DVD, Adi pun juga sering meliriknya saat Lyna tidak sedang memandanginya. Sebenarnya buku yang di tinggal Lyna di Planet Movie yang menemukan juga Adi, tetapi ia titipkan pada karyawan cewek. Hingga percakapannya dengan karyawan yang suka dengannya:
“Gimana nih dedek gemes lo?” ujar karyawan cewek
“Baik.” Jawab Mr. X
“Udah pacaran?” tanya karyawan cewek lagi
Mr. X teridam
“Lo nggak serius kan sama dia? Hey, dia tu masih SMA. Umur lo sama dia tu beda lima tahun. Dia aja baru umur 18 tahun.” Bawel karyawan cewek.
Dan Adi menjawab:
“Wajar lah kalo lima tahun. Gue cinta banget sama dia. Gue hepi deket dia, nyaman.” Ujar Adi
“Lo tu bisa ganggu pelajaran dia tau nggak!” ujar karyawan cewek
“Gue punya cara sendiri buat itu. Dan yang terpenting, gue nggak akan tinggalin dia!” Tegas Adi
Adi juga minta tolong dengan Ika dan Yuli agar membujuk Lyna untuk belajar saat Lyna menjauh dari teman-temannya.
“Gue minta tolong banget sama lo berdua.” Pinta Adi
“Ada syaratnya! Gue pengen tau nama lo haha!” ujar Yuli
“Lagian nggak lo suruh kita juga bakal lakuin itu kok. Lo santai aja” ujar Ika
“Tolong ya, jangan bilang ini sama Lyna. Gue Cuma nggak mau ganggu pelajaran dia.” Ujar Adi
“Oke Bos!” Ujar Ika dan Yuli.
“Jadi yang ngasih kabar ke aku tentang kamu itu Yuli sama Ika” terang Adi sambil menghapus air mata Lyna.
Lyna tersenyum dan memegang tangan Adi dan mencium bibirnya.
“Makasih ya, Mr. X!” ujar Lyna tersenyum dan memeluk erat Adi.
Mereka berdua menghabiskan hari-hari bersama, mulai nonton film, makan bareng, olah raga bareng, dan tak pernah putus komunikasi. Mereka merayakan ulang tahun romantis, valentine romantis, halloween romantis, segala hal mereka rayakan bersama-sama.
Di lapangan luas, Lyna dan Adi mengobrol duduk di atas batu besar Lyna menyandar di pundak Adi.
“Jadi kapan kita nikah?” ujar Adi
“Emm...., tunggu aku selesai kuliah kalikk!! HA! HA! HA!” jawab sinis diakhiri senyum jahat Lyna
“Wahh.. berapa taun nihh..” teriak Adi
“Sabar ya sayangg.. Itu balesan buat kamu!” ujar Lyna sambil memukul dada Adi lalu berlari dan Adi mengejarnya.
Beberapa tahun kemudian, setelah Lyna lulus kuliah, mereka berdua menikah dan memiliki sebuah tempat penyewaan DVD yang mereka beri nama “Mr. X Movie”.
 
 

Info lengkap: @idls_story & @ YusufBhactiar